0 diantara 1 dan
2
Seseorang
pernah berkata padaku “ Aku ada dimasa pencarianmu, dan saat kamu telah
mendapatkan itu artinya, waktuku untuk pergi. “
Awalnya sungguh
aku tak suka dengan kalimat itu, karena dalam kalimat itu, kamu sudah berencana
pergi sesaat setelah kamu datang. Tapi makin ke sini semua jelas, dan aku mulai
mengerti, ini saatnya aku menerima.
Aku menyebutmu
0, bukan karena bentuk tubuhmu yang bulat seperti angka 0, tentu saja mirip
tapi bukan itu alasanku. 0 adalah symbol bilangan yang menurutku sangat unik.
Dari semua bagian tubuhnya, 0 tak pernah mampu diputus, setiap elemen terkecil
sekalipun, selalu saling berkaitan erat. Setiap lekukannya adalah misteri,
ujung yang tak pernah terputus dengan ujung yang lain memberiku pandangan lain
dari sudut yang tak pernah aku tau.
0 mengajarkan aku untuk optimis,
0 tak pernah tersendat, dan 0 tak akan pernah menjadi 0 kalau semua titik yang
menjadi bagian dari tubuhnya tidak saling bertemu.
Pun kamu….selayaknya 0 kamu
begitu fleksibel. Padaku kamu mampu menjadi apapun yang mampu merefleksikan
labilku. Saat sepiku kamu mampu menjadi tawa yang tak terduga. Saat sedihku
kamu menjelma serupa bahu yang meskipun jauh tapi mampu menjadi sandaran yang
nyaman atas lukaku. Menjadi seorang penasehat ulung yang sok bijak ketika
tergagap aku dalam kebimbangan. Semacam guru yang tak pernah jera mengajarkan
aku tentang segalanya. Pengalaman yang banyak kamu bagi untukku membuat aku
semakin melek atas apa yang ada disekitarku. Kamu tak pernah merasa lelah untuk
selalu mengkhawatirkan aku dan menjagaku selayaknya ayah atau kakak lelakiku.
Kuping terhandal untuk sekedar mendengar keluhku, dimana kamu tau jeda saat aku
membutuhkan pendapat atau hanya sekedar ingin didengar. Kamu menjadi solusi
dalam ketersendatan pekerjaanku, tak tau bagaimana jadinya aku kalau tanpa kamu
dalam menyelesaikan semua masalah-masalah yang menyangkut pekerjaan.
Kita hampir
punya dunia yang sama kalau kita mau berbicara masalah hobi. Walaupun aku kalah
hebat darimu setiap kita mulai suatu pembahasan tapi aku cukup senang karena
dari apa yang keluar dari mulutmu menjadikan aku lebih banyak tau. Kamu orang
paling optimis yang percaya bahwa aku bisa menulis, membesarkan hatiku saat aku
ternyata tertolak dari sebuah kompetisi. Tapi kepadamu akhirnya aku bisa
buktikan bahwa tulisanku ternyata bisa diterima dan menjadi sebuah review
favorit , dan dari itu aku mendapatkan imbalan yang hmmm rencananya mau beli
tapi udah dapet duluan, gratis lagi, senangnya.
Aku rasa sekarang tugasku
tinggal satu, pembuktian terakhirku sebelum kamu memutuskan untuk pergi. Aku
pengen kamu tau kalau aku masih bisa “ Jatuh Cinta “ lagi, itu kan yang kamu
tunggu? dan kali ini semoga saja aku tidak terjatuh dalam kondisi yang lampau,
semoga saja orang di masa kelam tidak kembali hadir untuk merusak apa yang
sudah mulai aku bangun kembali. Aku tau doamu selalu bersama dalam setiap
langkah yang aku ambil. Kepada kamu yang selalu ada untukku, hari ini akan aku
wartakan padamu tentang hal itu. Aku, kini…sudah berani memilih. Tak mau lagi
aku berada pada cengkeraman kuat cakar- cakar ayam yang membuat aku terseok. Kamu,
selebihnya kamu harus bangga padaku, karena aku sudah berani memutuskan untuk
memiliki kembali rasa itu, rasa yang terlalu mati untuk dihidupkan lagi.
Iya….aku telah “
Jatuh Cinta “, pada sosok yang tak mungkin kau percaya aku akan menjatuhkan
pilihanku kepadanya. Sosok yang selama ini sekalipun tak pernah aku bawa dalam
semua obrolan kita. Sosok yang tak pernah kusadari keberadaannya namun dia ada.
Aku tak harus mengenalkannya padamu sekarang karena waktu terlalu cepat kurasa
untuk membuat aku bisa menerima kepergianmu. Aku belum bisa, aku masih sangat
bergantung padamu, ada banyak bagian dari hidupku yang sudah terlanjut terbawa
olehmu.
Aku bukan sombong atas apa yang
sedang aku kabarkan ini, tapi terlalu dini bagiku untuk membanggakan ini
kepadamu. Ini belum ada apa-apanya dan ini belum seperti yang kamu kira saat
menerima berita ini.
Kamu masih selalu
dan akan terus menjadi 0. Bidang yang akan selalu aku kagumi, denganmu aku
menemukan duniaku secara perlahan, denganmu aku bisa berbagi segalanya, dan
bersamamu sosok yang paling mengerti aku, Terima Kasih.
Kini aku yang dulunya masih dan belum bisa beranjak dari angka 1, mulai bangkit, berdiri dan bersiap berganti menjadi lebih tinggi. sebentar lagi angka 1 mu ini akan berganti, berganti menjadi 2, level yang lebih tinggi untuk aku yang tak mau lagi berduka, dan itu atas doamu juga, Terima Kasih.