Senin, 29 Juli 2013

Ritual tahunan



                Ramadhan itu memang bulan penuh berkah karena hanya di bulan Ramadhan, ritual tahunan ku bersama teman-teman selalu rutin terjadwal.  Untuk tahun ini ritual kami adakan tanggal 28 Juli kemarin. Seperti biasa jauh hari sebelumnya bahkan sebelum puasa saja kita sudah mengagendakan ini. Biasanya selalu tepat tapi kemarin ternyata meleset sehari dari jadwal yang ditentukan pertama. Awalnya kita mengagendakan hari sabtu, sekalian malam mingguan gitu eh tapi ternyata temenku yang paling bolot mengganti jadwal sekenanya. So demi dia seorang akhirnya mengalahlah kita semua….
Siang itu sms dikirim kesemua anggota untuk peringatan terakhir akan jadwal ritual kita. Kumpul tepat jam 4 sore tapi maklum saja Indonesia itu selain Negara penghasil korupsi terhandal, ternyata juga penghasil karet terbesar, buktinya aja jam selalu saja ngaret. Undangan jam4 terealisasinya jam5 nah itulah salah satu contoh kebiasaan buruk kenapa kita selalu tertinggal dari Negara-negara lain, lha jam karetnya dipelihara mulu sih.

                Tiga mobil terparkir rapi didepan salah satu rumah yang telah disepakati untuk dijadikan basecamp kami. Dulunya rumahku tapi berhubung sekarang aku jarang eksis akhirnya tergantilah posisi basecamp ketempat yang lain. Setelah semuanya berkumpul, berangkatlah dengan terhormat kami ber13 menuju ke arena pengembaraan. Iya ini sepertinya terlalu berlebihan harusnya kalau dilihat dari jumlah pengikutnya, mobil dua saja kurasa sudah cukup, tapi berhubung tiga mobil sudah terlanjur keluar alhasil sayang ajalah kalau balik kandang lebih cepat.
Perjalananpun dimulai, tempat tujuan kami setiap tahunnya selalu berganti, dan untuk tahun ini kita memilih sentra ayam panggang gandu, monggo datang ke Magetan kalau yang pengen tau hehehe promosi wisata kuliner colongan nih. Sehari sebelumnya kita sudah booking tempat karena kalau tidak bersiaplah menunggu giliran sampai brewokan. Kami sengaja memilih jalan alternative alias blusukan ke desa-desa demi menyingkat waktu sob, soalnya waktu berbuka udah mepet pakai banget pula.

                Cerita mulai berawal tatkala aku diberondong sms-sms keluahan dari si biang bolot. Dasarnya tu anak gak pernah lewat ini jalan sebelumnya, complain mulai bermunculan mulai dari yang jalannya sempit amat, sampai yang mobilnya takut ketinggalan, yang jauh, yang dia kehalang mobil lain sehingga gak bisa liat mobilku, halah pokoknya segala macam keluhan mewarnai sepanjang jalan menuju tempat pertama ritual. Sesampainya di area gandu, terlihat suasana yang riuh ramai membahana. Kita telat datang, jadinya parkiran sudah mulai penuh dengan para pengembara yang lain. Mulailah itu si biang bolot kambuh lagi ngomelnya.
Aku yang merasa bertanggung jawab atas ini langsung saja membagi tugas dengan cepat. Aku dan Adit, berlari menuju tempat ritual untuk memastikan ulang pesanan kita yang kemarin. Sementara Tiar dan dibantu oleh beberapa anak berusaha mencari tempat parkir untuk ketiga mobil kita. Setelah perjuangan yang cukup sengit yang diwarnai oleh perebutan lahan parkir dengan para pemilik mobil lain akhirnya mobil-mobil kami berhasil terparkir dengan baik walaupun tiga mobil berada di tiga tempat yang berbeda. Setelah semua anggota aku pastikan lengkap aku langsung membawa mereka ketempat dimana pesanan kami sudah tertata dengan rapi. Baru saja kami duduk Adzan Maghrib sudah berkumandang, tanpa perlu aba-aba lagi kurasa, secepat hembusan angin tangan-tangan mereka dengan lihai satu per satu mengambil gelas-gelas es jeruk yang aku pesan sengaja lebih banyak dari pada jumlah yang hadir, karena aku tau kerongkongan-kerongkongan mereka yang kering tak akan cukup terbasuh hanya dengan segelas es jeruk saja.

                Ritual pun dimulai selang kurang dari satu menit mereka berebut minum. Dengan brutalnya mereka beradu tangan dan kecepatan untuk menyambar satu per satu hidangan yang telah tersedia. Seneng ngeliat ini, kami terlihat bersama dan menjadi satu tak ada lagi perbedaan kasta si kaya dan si miskin disini, karena saat lapar muka-muka kita sama. Dengan selingan tawa dan celetukan cerita kami berbaur sore itu, langit yang tadinya masih menyisakan semburat caklawala kini total gelap saat kami selesai menghabiskan semua yang ada dihadapan kami. Shalat Maghrib berjama’ah menjadi pelengkap sempurnanya ritual kami hari itu.
Dari sini ritual tentu saja belum selesai. Ada satu lagi tempat yang wajib kita datangi setiap tahunnya. Mobil mulai beriringan kembali keluar dari area Gandu. Perjalanan kami lanjutkan ke kota berikutnya yaitu Madiun. Jalanan mulai padat, sehingga mobil-mobil kami mulai terpencar jauh satu sama lain. Kami hanya berkomunikasi dengan sms dan telephone untuk menentukan tempat bertemu. Akhirnya kita memilih alun-alun kota untuk berkumpul terlebih dahulu tapi berhubung alun-alun malam itu sangat ramai, parkir mobil kitapun kembali berpencar jauh-jauh. Tak nyaman rasanya berbicara dengan rentang jarak yang seperti ini, akhirnya kami memutuskan untuk berpindah tempat lagi, dan kita memilih lapangan Gulun. Disana ditempat yang lumayan sepi itulah akhirnya kami bisa bersama, berfoto-foto bersama, mulai mebahas tujuan berikutnya juga.

                Dan inilah finalnya tempat tujuan tahunan kita, tara tara tara Pentol Ceker kremes haahaaa simple bingit yak, tenyata yang sederhana itu memang yang paling pas, duduk lesehan beralaskan tikar kami berkumpul dan duduk melingkar. Kami mulai berbagi cerita sambil ditemani segelas es teh dan sepiring pentol ceker kremes tapi sialnya hanya piringku saja yang tanpa kremes, ini sepertinya ada diskriminasi piring yang terjadi pada kami.
Dari percakapan yang tarik ulur, malam itu ada sebuah kesepakatan yang terjadi. Yihay….kami mau liburan bareng, gak muluk-muluk dan gak jauh-jauh banget juga, kami akan berlibur ke Malang selama dua hari, asek…..udah kebayang gimana serunya kalau dua hari aku lewati bersama mereka-mereka ini. Tapi itu kita bahas nanti lagi, semoga saja jadi, amin hehe.

Malam semakin pekat dan dingin kamipun memutuskan untuk balik kandang. Besok senin dan kami akan memulai aktivitas kami masing-masing lagi. Perjalannan pulang sudah saling kebut saja tak lagi menghiraukan kebersamaan. Mobil ku yang paling belakang berjalan dengan santai. Nahkodaku malam itu adalah Bram, ada yang mau kenalan mungkin???
                Ditengah perjalanan mobil kami melihat mobil yang dinahkodai Aji terparkir dipinggir jalan. Awak kapal saling keluar dan melambaikan tangan mencoba memberi kami isyarat untuk berhenti. Dengan gesit Bram menghentikan mobilnya. Kami berduyun keluar memastikan tidak terjadi apa-apa tapi kampretnya dugaan pertama kamilah yang benar, mobil itu mogok!!!! Muka-muka panic mereka tergambar jelas. Angin malam yang dingin langsung saja menyambut kami begitu keluar mobil, bulu kudukpun meremang tanpa pamit. Jalanan sudah sepi, ini sudah hampir tengah malam, dan bisa dipatikan tak akan ada bengkel yang buka, kami masing-masing ribut dengan HP kami masing-masing demi menghubungi orang-orang untuk meminta bantuan. Kampret tak seorangpun yang bisa datang, bahkan teman kami si ahli mesinpun sedang hijrah ke negeri antah barantah. Lama kami terdiam duduk berderet, menahan kantuk dan dingin, satu jam terlewati hingga tubuh mulai menggigil. Hawa pegunungan suka gak mau kompromi nih.
Entah kebijakan siapa yang tertuang indah yang memberikan kebijakan pada kami kaum hawa untuk bisa pulang duluan. Dan Bram nahkoda setiaku mengantar kami. Entah bagaimana nasib mereka para pejantan malam itu, yang aku tahu dimalam berikutnya semua wajah kembali normal seakan tak pernah ada masalah apapun sebelumnya, syukurlah….brarti malam itu mereka bisa mengatasinya dengan baik.
#belakangan info akurat yang aku dapat adalah, Bram balik lagi kesana dengan membawa beberapa liter bensin, dan tuh mobil mogok bukan karena rusak tapi karena keabisan bensi, wo lha kampret….--__--

Sabtu, 27 Juli 2013

My Edelweis

Lagi kangen banget sama Solo nih. Kota yang hampir 5tahun aku tinggali. Kota yang telah banyak mengenalkan aku pada orang-orang hebat yang banyak memberiku manfaat dan pelajaran berharga, mulai dari yang namanya susah seneng sampai gilanya juga. Kota yang udah ngasih aku begitu banyak sahabat, dan orang-orang terbaik. Solo....kota dengan berjuta kenangan....

Aku punya begitu banyak teman yang cukup unik disana, mulai dari yang polosnya kepolosan sampai yang nakalnya kebangetan. Yang polos kalau diajak ngobrol nyambungnya suka beberapa hari setelahnya, dan kalau yang nakal koleksinya bukan main-main lagi....apa coba tau gak? Pil KB, gila...aku aja sempet syok begitu dengan bangga dia pamerin deretan Pil KBnya padaku, aih masih aja ada orang yang beginian, aku pikir udah punah kapan abad yang lalu.

Suka senyum sendiri kalau inget tingkah-tingkah konyol jaman masih jadi anak kos dulu. Setiap hari ada aja sesuatu yang bisa jadi cerita baru, mulai dari yang ancur sampai pada alam pertobatan. Satu teman sebut saja namanya Lia. Sosok tomboy yang gak kenal sama yang namanya baju cewek kecuali dia sangat terpaksa sekali harus kudu dan wajib buat makainya. Rambut pendek terkesan model rambut cowok. Kaos dan celana pendek selalu jadi langganan identitasnya. Dia suka banget nyanyi, cita-citanya jadi the next Indonesia Idol, ya walaupun hanya dalam mimpi, abisan ikutan audisi aja kagak pernah tapi mimpinya selalu tinggi, hadeh. Dulu kami sering tidur bareng, awalnya serem tau tidur bareng dia, berasa tak pernah aman. Ketakutan akan diperkosa olehnya selalu timbul tatkala inget dia itu semi cowok. Tapi untungnya dia gak sampai sekhilaf itu, dan ternyata dia normal sodara-sodara. Ada cowok yang salah penglihatan sehingga mau jadi pacar si gendud yang tomboy itu hehehe....

Tidur sama dia itu jarang menemui yang namanya kedamaian. Setiap kali kami mau tidur pasti ada aja yang terjadi. Ini tentang obsesi-obsesi kami yang tak terarah dan tak tersalurkan. Kami suka foto, pengen jadi foto model tapi berhubung kami ini orang yang cukup sadar diri walhasil kami tak pernah mau mencobanya, karena hanya akan mempermalukan diri sendiri saja, itu kenapa akhirnya kita dengan bijak memilih cara tepat untuk menyalurkan salah satu obsesi kami itu. Caranya simple, jadi setiap kali mau tidur biasanya kami berdua seolah sedang berada pada sikon foto session, diatas tempat tidur dengan lihai dan kompak sesuai hitungan kami berganti pose demi pose. sudah berasa mirip foto model handal saja kalau sudah begini. Bertingkah random, bergaya alay dan hadeh apa yang dulu ada dalam pikiranku ketika melakukan seperti itu ya, gak abis pikir. 

Gak cuma itu, kadang kita juga dengan random memperagakan apa saja yang mejadi obsesi-obsesi tak tersalurkan kami. Kadang kami bernyanyi dengan seolah kami sedang konser. Kadang kami beracting seperti sedang menerima penghargaan dan memberi kata sambutan dan ucapan terima kasih. Bisa juga kami seolah-olah sedang syuting film dan sedang berada pada salah satu agedan didalamnya. Tak jarang kami membaca sebuah buku dengan gaya seorang penyiar berita. Dan yang paling sering yang ini, pura-pura jadi host infotaiment dengan mengangkat gosip-gosip terbaru yang terjadi pada teman-teman kos yang lain, dan biasanya sesi ini penggemar kita paling banyak dan pada antusias. Ah dasar para gosiper....

Tapi siapa sangka tingkah kita yang suka ngasal itu sekarang bisa jadi cerita yang selalu bikin kita sukses kangen masa-masa itu. Masa yang mungkin saja tak akan pernah kita bisa ulangi lagi, semua tak sama sekarang, aku dimana dan mereka semua entah pada dimana, masih pada utuh atau udah belah jadi lima pun aku gak tau. 

Jaman perantauan itu emang jaman yang penuh banget sama kenangan. Susah seneng bareng-bareng tapi lebih sering kesusahnya sih kalau pas ngajak bareng-bareng, soalnya kalau lagi pada seneng suka pada lupa ngajak, emang sialan mereka itu. Kebiasaan rebutan kamar mandi kalau pagi. Suka teriak-teriak dan ngomongnya pada kenceng (kasian tetangga, untung mereka adalah warga masyarakat yang cukup terpaksa untuk tabah). Suka saling debat tapi abis itu saling senyum, suka berantem tapi abis itu saling peluk, suka berbagi cerita abis itu nangis bareng, suka pulang malam abis itu digrebek pak RT dan warga. Seru kalau ingat kebersamaan bareng mereka. Apalagi kalau malam minggu gini, kalau lagi gak pada diapelin suka banget jalan bareng walaupun gak jauh-jauh dari kos.
Palingan cuma dijagung bakar ujung gang. Jagung bakar plus coffeemix, menu andalan buat nongkrong. Kalau gak gitu biasanya pisang bakar atau gak nasi kucing plus sama sundukan (sebutan untuk segala jenis sate-satean ala hik's). Kita dulu juga suka banget ngumpul diruang tamu depan demi untuk nonton TV bareng, ditemani oleh kuaci seharga Rp.500/bungkus. Yang paling dikangenin itu curhat barengnya, :'( sekarang aku gak punya temen curhat dadakan lagi. Kalau jaman kos dulu tiap kali ada masalah, nyampe kos tersedialah banyak kuping untuk berbagi, dan sekarang jadi kangen sama mereka-mereka sang penyedia kuping dan bahu.

Buat kalian para sahabat-sahabatku dimanapun kalian berada sekarang, baik-baik ya semua, i'll always missing u guys....hope someday we'll get together again....

Jumat, 26 Juli 2013

Amin = Maem


Aku punya dua keponakan yang masih kecil-kecil. Dasar bocah tingkahnya sering kali random dan tidak terduga. Pernah pada suatu malam saat aku sedang menemani mereka yang hendak tidur justru dibikin terbengong dengan kalimat pendeknya.
Untuk yang kecil panggil saja namanya Tata,
Aku " Ta, yuk nyanyi yuk, Tata bisa lagu pelangi-pelangi " tanyaku padanya, yang kemudian dengan suara cadelnya dia mulai bernyanyi terpatah-patah. Selesai satu lagu aku kembali bertanya " Kalau lihat kebunku Tata bisa? " tanpa menjawab diapun langsung saja bernyanyi. Selesai lagu kedua kemudian dia yang balik tanya, " Te, tante bisa nyanyi nina bobok? ", aku tersenyum simpul sebelum pada akhirnya aku melakukan konser kecil untuknya. Selama aku bernyanyi aku melihat tampang bengongnya terus saja melihat ku dengan lekat, kenapa ini bocah batinku. Begitu aku selesai bernyanyi langsung saja dia nyeletuk, " Kok tante bisa??? " 
what??? petanyaan macam apa itu. "Kok tante bisa?"....lha emang kamu pikir kamu doang yang bisa nyanyi, aku juga bisa, lagian emang siapa yang ngajarin kamu nyanyi kalau bukan aku. lha kenapa sekarang malah pasang tampang heran tau aku bisa nyanyi, ciprik ni bocah. Aku udah 26tahun, banyak lagu yang udah sering mampir kuping dan aku hafal, nah kamu baru juga 3tahun belum utuh udah main sok heran ngeliat aku bisa nyanyi lha maksudnya apa coba.... --__--

Itu baru contoh satu tingkahnya yang ngeselin, gak jarang tu bocah randomnya suka bikin mamiku geleng-geleng suka aneh, pernah juga nih waktu nemenin mami ku masak. Waktu itu mami yang masih sibuk masak, disampingnya ada dia yang lagi maenan boneka. Belum selesai mami masak tiba-tiba ada tamu, otomatis ditinggallah masakan itu bentar buat nemuin tamu, eh tu si ciprik dengan galaknya teriak " Yangti, kalau masak jangan ditinggal-tinggal doang, kalau hangus aku gak mau makan lho ya, ada siapa sih suruh pulang aja, kesininya nanti lagi kalau masaknya Yangti udah selesai ". Bayangpun apa coba yang bakal tu tamu pikir kalau ngedenger bocah 3tahun hendak ngusir dia dengan cara yang cukup rapi.

Gak cuma itu, si ciprik kecil itu genitnya amit-amit. Pernah tu suatu sore saat dia main kerumah, dia melihat sepatu kerjaku didekat pintu dapur. Tanpa babibu diambilnya tu sepatu terus dipakai, diapun berjalan dengan sedikit menyeret dan terlihat kesusahan karena selain sangat kegedean tu sepatu ada haknya juga. setelah dirasa cukup berdiri pada tempat yang dipikir strategis untuk memberi suatu pengumuman diapun berhenti dan berteriak lantang. " Karena aku pake sepatunya tante, Jadi mulai sekarang kalau manggil aku harus Mbak Tata, dan kalau manggil tante gak boleh Mbak iin tapi cukup iin aja ", dan mulai detik itu juga sampai sekarang tu bocah gak pernah nengok apalagi ngejawab kalau diapanggil nama aja, harus kudu wajib pakai awalan Mbak dulu...hadeh..keturunan siapa sih ni bocah?.

Beda lagi sama kakaknya. Walaupun si kakak gak sekampret adiknya tapi sikap randomnya gak jauh dari adiknya. Ini bulan ramadhan kan ya, tau sendiri selalu ada shalat tarawih selesainya shalat isya'.
Berhubung masjid letaknya didekat rumahku, secara otomatis tu anak-anak kecil selalu ngikut shalat tarawih ya walaupun disana cuman numpang tidur doang sih. Ya mungkin cuma mau ngasih kerjaan tantenya aja buat ngegendong dia tiap abis tarawih pulang kerumah. kejadian itu hari ini, si kakak minta pakai mukena, katanya mau ikutan shalat. Okay berhubung ada mukena kecil bekas ponakan yang sekarang udah jadi gede, aku pakaiinlah tu mukena padanya. sampai dimasjid dia tidak langsung mengheningkan cipta seperti biasanya. dia ikut shalat tapi disinilah dimulai biang bencananya. Pada tau semuakan kalau shalat jama'ah kelar si imam baca Al-Fatiah pasti semua jama'ah akan berteriak "AMIN"...nah apa yang terjadi pada si kakak, disaat semua makmum berteriak amin si kakak malah dengan lantang dan PDnya teriak "MAEEEEMMMM"...gila aku, mami dan kakak yang saat itu berdiri tepat disamping-sampingnya spontan tak lagi khidmat pada prosesi shalat seutuhnya gara-gara teriakan si kakak, antara nahan ketawa, malu dan wah berasa campur aduk deh, dan itu terjadi lagi pada bacaan Al-Fatihah diraka'at selanjutnya, haduh anak siapa sih ni...enggak banget deh. Kelar shalat isya' kita breafing lah dia rame-rame, eh malah jawabannya simple banget, " Kalau semuanya sudah pada teriak amin, kenapa aku gak bole teriak maem, kan aku laper..." polosnya ini anak ngajak berantem aja --__--

Note hari ini, buat kalian siapapun anda, jangan lupa kasih makan anak sebelum ngajak dia kemasjid untuk shalat jama'ah agar dia tidak berteriak-teriak minta makan seperti yang barusan terjadi padaku, malu sumpah.....
 

Kamis, 25 Juli 2013

Dan aku berhasil basah....



Emang jaman sekarang penyakit itu gampang banget nular yak. Semisal aja galau, hayo coba bukannya yang bisa galau itu manusia doang yak?  ini kenapa orang-orang jadi suka banget mengkaitkan sesuatu yang gak semestianya alias random menjadi galau coba…
Liat kucing diem, tiduran dipojokan dapur, digodainpun diem, mereka sebut tuh kucing galau. Padahal siapa tau aja tuh kucing lagi berusaha nyembunyiin makanan yang barusan dia curi dari dapur. Orang itu suka berlebihan kalau liat kucing nya hamil, sibuk ngurusin itu bapaknya siapa padahal nih tu kucing juga nyantai sob. Udah gitu ada lagi…siaran TV yang terkadang kena tunda gara-gara program lain yang belum kelar, dengan gampangnya kebanyakan orang langsung nyeletuk ah TVnya galau nih, heh asal kamu tau ya itu bukan TVnya yang galau tapi kamunya, pakai segala TV disalah-salahin. Nah hal terbaru yang terjadi sama aku sepertinya boleh juga aku minjem istilah galau.

                Iya jadi begini nih ceritanya. Sekarang itukan bukan hal mustahil ni ya kalau ngliat ujan dibulan yang harusnya musim kemarau. Juni juli aja masih ujan mulu, buat yang ngerasain banjir, kenyang, kenyang deh tuh hehehe piss.
Nah beberapa hari ini sikon aku rasain udah mulai kondusif. Matahari udah mulai konsisten juga membagikan sinarnya, sehingga awan hitam tidak berkesempatan untuk menerobos barisan pertahanan, singkatnya beberapa hari ini bisa dipastikan keadaan aman terkendali tanpa hujan. Tapi alam berbicara lain…kemarin siang tepatnya lewat tengah siang, langit cerah yang panas tiba-tiba tergeser oleh terpaan angin dingin yang bersamanya awan abu-abu tua mulai tampak. Status temen-temen di BBM ataupun twit udah banyak yang mengabarkan ujan mulai turun bahkan ada yang angin setia menemani hujan.
Prasaan mulai gak enak, teriaklah aku ke kasirku, kusuruhlah dia untuk cepat keluar buat transfer ke bank sebelum hujan benar-benar mengguyur kota, tapi belum juga pesan itu tersampaikan rintik kecil manja hujan mulai berjatuhan, alamak musim apa ini sebenarnya?.

                Jam menunjukkan waktunya aku pulang dan dengan kampretnya hujan yang tadinya turun gerimis manis justru malah semakin merapatkan barisan. Pikirku ah sudahlah ada jas hujan ini paling juga Cuma kedinginan dijalan, dengan santailah aku menuju tempat motorku bersemayam. Pelan ku buka jok motor berharap ada pertolongan muncul dari sana, tapi apa yang aku dapat…ZONK….wajah mulai panic, peluh berjatuhan dan air muka mulai memucat, sialan, ini sih kampretisme kelas tengiri, jas ujan yang barusan aku pakai kemarinnya hari lupa ku masukin lagi kedalam jok walhasil harus rela berbasah ria diantara hujan.
Berbekal jaket dan penutup hidung kumulailah ekpedisi kepulanganku bersama hujan. Hujan semakin merintik, rasa lega tiba-tiba bersemanyam dalam batin. Mampir sebentar kesebuah pom bensin untuk memberi minum pada motorku yang sedang tidak berpuasa. Baru selesai aku bayar uang bensin sore itu langit yang tadinya sudah mulai menampakkan jejak-jejak sinar matahari kembali terhempas indah oleh hujan deras beserta anginnya. Aku yang hanya bisa terbengong dan mematung melihat semua dengan anggun. Berdiri bersandar pada sebuah tiang besar berharap angin tak sampai menerpaku kesini. Mulai banyak berdatangan orang-orang yang juga ikut berteduh bersamaku. Hujan semakin membuat angin bergerak dingin, aku tak akan merasa kesepian kalau saja ada kamu disini. Eaaaa apalagi ini, lupakan.
                Hampir satu jam berlalu, hujan tak kunjung mereda, ku tegadahkan kepalaku berharap Tuhan melihatku dan berbaik hati untuk menghentikan hujan sejenak setidaknya sampai aku dirumah. Tapi apalah daya seorang pengembara, hujan masih tetap berjatuhan. Selang beberapa saat akhirnya aku putuskan juga untuk nekat. Aku kembali melaju pada jalanan yang tampak begitu sayup karena basah, perlahan dinginnya air hujan sudah mulai menembus jaket dan menyentuh kulitku. Sampai pada akhirnya aku dinyatakan total basah kuyup tak ada bagian dari sisi tubuhku yang masih bersisa kering, semua basah. Setengah perjalanan sisa ini aku habiskan dengan tubuh yang menggigil.
Masih mending kemarin berangkat pakai celana yang semi kering nah lha ini…hadeh plis deh air lo gitu banget sama gue. Pasti dia mikir mungkin lo kemarin bisa selamat dari celana basah tapi yang perlu lo ingat kali ini gue nggak akan ngebiarin elo mengelak lagi.
Saat-saat seperti ini hanya bisa berharap, Tuhan paringi kulo mobil BMW mboten nopo-nopo, lak mboten, Pajero sport mawon kulo nggih ikhlas, hehe…

Rabu, 24 Juli 2013

celana kerja



                Seperti biasa setiap abis sahur aku selalu mengisi waktu dengan membaca sambil nunggu subuh, dan kalau udah kelar subuh parti balik molor lagi. Sama kayak tadi pagi, selesai shalat subuh aku balik lagi kedekapan hangat selimut dan teman-temannya. Maklum rumah di daerah pegunungan itu kalo udah pagi buta dinginnya suka gak bisa diajakin kompromi. Ada yang gak biasa dipagi ini. Kakak yang biasanya abis subuh ikutan molor lagi tadi enggak lho. Katanya setan kalau puasa gini semuanya pada dibelenggu eh tadi kenapa kakak jadi kesetanan rajin ya. Iya jadi dia itu abis sahur langsung nyuci gitu, gak biasanya, setan kadang emang suka baik ya…tak terduga hehe….
                Sebelum tadi aku kembali memejamkan mata, sempat sekilas keinget kalo celana kerja yang hari ini terjadwal dipakai masih dengan anggun nyantol di kamar mandi, feeling tiba-tiba brasa gak enak jangan-janagn saking rajinnya tuh celana keangkut juga masuk dalam list cucian kakak. Tapi ah bodo amat mata udah yang pedes banget ngajak merem, bikin langkah kaki males beranjak saja. Tidur singkatku akhirnya berlangsung dengan mulus. Diwaktu yang dirasa tepat untuk mulai bangun dan beraktivitas aku langsung berjalan ke teras belakang karena yakin tuh kakak pasti ngasih aku tugas buat jemur baju. Langsung deh tu keinget lagi sama celana kerja, kutabraklah dengan serta merta bak yang berisi tumpukan baju siap jemur itu demi memastikan bahwa tak ada celana kerjaku bertengger anggun diantaranya. Pencarian terjadi dengan sengit…ini berlebihan hehe…aman sampai baju terakhir yang terambil untuk dijemur tak kudapatti sosok celana kerja yang menjadi tokoh utama pagi ini.
Dengan langkah lega kembalilah aku kekamar untuk ambil baju dan bersiap mandi. Music  pagi yang selalu menemani aku membuka hari pagi tadi aku puter lebih keras daripada biasanya, berasa bakal ada hal penting hari ini. Langkah kaki terhenti dipintu kamar mandi. Mata tercengang dan sesaat hilang kesadaran tatkala kudapati seluruh baju kotor yang ada di cantolan kamar mandi udah bersih tak bersisa satupun dan itu artinya raib jugalah si celana kerjaku. Cepat aku alihkan pandangan mata kearah mesin cuci yang sedang mulai bekerja kembali. Kudekati perlahan dengan tatapan mata yang kian memicing, ada kecurigaan yang teramat dari setiap putaran yang dihasilkan. Kubuka dengan ambisius penutup mesin cuci itu, ingin memastikan bahwa mata tidak akan mendapati barang yang dicurigai, tapi kampret tak dapat dihindari. Celana abu-abu muda ku menari dengan indahnya diantara baju-baju lain yang sedang mengadakan konser kemerdekaan didalam mesin cuci.
                Dengan segenap jiwa raga, disertai dengan keinginan luhur dan dimantapkan oleh sebuah kekampretan, akhirnya kuraih dengan cepat si celana kantor yang sudah basah kuyup tak menampakkan keceriaan. Kubilas beberapa kali sebelum akhirnya aku masukin dengan paksa dia kemesin pengering. Aku menunggu dia berputar selaksana aku menunggu hadirmu disetiap kedipan mataku #tsahhh malah lebay. Waktu tak mau berkompromi lebih lama. Sekarang atau aku bakal telat ngantor. Dengan status basah rada-rada kering itulah celana inipun masuk dengan paksa melewati kaki-kaki molekku. Sumpah jangan coba ini dipagi hari di hawa pegunungan. Sensasi dingin menggelitiknya membuat bulu kuduk dadakan suka meremang. Dan ini semua karena ulah setan yang menjadikan kakakku pagi ini kesetanan rajin, heh lo tan gak jadi deh gue puji lo baik abisan gara-gara elo hampir aja gue ngantor gak pake celana, kampret lo tan….dan ternyata inilah hal penting yang terjadi, seperti yang terfeelingkan, hanya beda…tipisss…..
SETAN+GUE=END

Selasa, 23 Juli 2013

Ini tentang mereka

Selamat malam dari Magetan....

Malam ini gak begitu dingin, suara TV dari ruang keluarga masih terdengar nyaring sampai kekamarku, seperti sedang berlomba dengan suara para pembaca Al-Qur'an dari beberapa masjid deket rumah. Aku yang memilih berdiam dikamar dengan lepi dan modem sitaan dari adik, niat awal sih mau game online tapi setelah inget sekarang udah punya blog lagi malah jadi pengen nulis hehe.

Kalau puasa gini jadi sering keinget dulu jaman masih dikos, di Solo. Hidup dengan berbagai manusia baru dengan berjuta karakter yang mereka bawa dari berbagai kota yang berkumpul menjadi satu dalam sebuah rumah kecil yang jarang sekali ditemukan yang namanya sebuah kedamaian. Ini bukan seperti yang kalian pikir kok, kenapa aku bilang gak ada kedamaian karena bagi kami waktu berkumpul adalah waktu paling disayangkan kalau dilalui dengan damai. Selalu ada saja hal konyol yang terjadi pada kami setiap harinya. Banyak dari kami yang tak jarang suka bersilang pendapat tapi ternyata itu tidak menyurutkan semangat kekompakan kami.
Apalagi kalau bulan puasa gini...jadi inget dulu bagaimana hebohnya setiap kali mau buka puasa. Masing-masing diantara kami selalu saja sudah berdiri didepan kos dengan membawa catatan kecil makanan apa saja yang hari itu ingin kami binasakan, bergerombol kami berjalan menyusuri jalanan yang selalu ramai kalau waktu sudah mendekati berbuka. Kawasan kami adalah kawasan anak kos, jadi banyak dari mereka yang berstatus sama dengan kami, para pengelana yang sedang berjihad mencari bekal untuk berbuka. Kalau waktu berbuka selalu kita sambut dengan gegap gempita alias sekompak-kompaknya kita jalan bareng buat cari makan hal itu beda banget bahkan tidak terlihat lagi ketika waktu sahur.

iya sih bisa dibilang waktu sahur adalah waktu terkompak bagi kita. Ya gimana enggak coba.....setiap kali waktu sahur pasti pada diem dan pura-pura pada masih molor semua padahal nih padahal aslinya juga udah pada kebuka semua tuh mata tapi pada males keluar alias males keluar buat beli makan sahur. Jadi biasanya waktu-waktu seperti ini akan ada permainan baru yang hanya akan berlaku saat sahur saja yaitu "main tunggu-tungguan siapa yang paling gak bisa bertahan dikamar paling lama". Jadi seperti ini permainannya.... karena pada dasarnya kami semua itu adalah segerombolan pemalas sejati jadi penyakit itu selalu menyerang kami dengan bersamaan ketika waktu sahur tiba. Rasa malas keluar kamar apalagi keluar kos untuk sekedar beli makan, padahal kan keperluan kita masing-masing kan ya tapi pinternya setan dalam hati suka ngalahin logika kepentingan karena lebih menang malesnya.
Itu kenapa walaupun kita udah bangun kita masih tetep aja gitu mematung dikamar, dengan sabar nunggu siapa duluan yang akhirnya nyerah dan memutuskan keluar untuk beli makan. And than setelah ada salah satu dari kita yang nyerah itu tandanya permainan selesai dan tanpa komando atau aba-aba lagi dengan kompak kita semua keluar kamar demi untuk ngasih uang buat dia si sukarelawan untuk nitip beli makan. Haaaaahaa permainan konyol yang keji, karena cuma aku yang menganggap ini permainan dan aku yang selalu jadi juaranya, kalau saja mereka semua tau kelicikanku dalam permainan ini mungkin aku udah abis dari dulu hehe.

Kalian juga pasti taukan gimana kalau cewek-cewek udah pada kumpul? praktis mereka pasti ngrumpi entah ngomongin apapun itu. Karena kami semua sudah sama-sama kerja jadi kebanyakan dari kami baru bisa kumpul dan sempat berbagi cerita ketika malam hari. Aku masih inget...hari itu malam minggu, dan seperti weekend-weekend sebelumnya bakalan banyak diantara kami yang mudik alias pulang ke negaranya masing-masing. Dan tersisalah kami tinggal 4 biji. Waktu itu hanya ada aku, Ayni, Yeni dan Tanti. Demi memecah kesunyian malam itu akhirnya kami putuskan untuk sisa warga yang masih bertahan berkumpul di kamarku. Mulailah kami bertukar cerita satu sama lain. Kami asik saling berbagi cerita, tawa bahkan sampai yang ngeselin dan menyedihkan. Cewek rumpi itu suka gak kenal waktu sampai gak sadar bukan lagi terikan sahur yang kita denger melainkan terikan imsya'. terikan pertama kita masih cuek....cerita berlanjut....dan begitu terikan ketiga yang semakin keras saja akhirnya berhasil membungkam mulut kami dengan spontan. Kami terdiam, saling bertukar pandang, sesaat kemudian kita dengan kompak histeris karena baru sadar bahwa kita sudah melewatkan waktu sahur dengan hanya mengobrol tanpa mengisi perut dengan apapun. Sumpah ya aku gak mau ngulangin yang begituan tadi, udah ngrumpi itu ngabisin tenaga, ngabisin suara, ngabisin waktu, ngabisin waktu sahur lagi. Alhasil kami dengan sukses dinyatakan bego'. Subuh baru dimulai perut sudah berbunyi menandakan minta diisi. Dan untuk kejadian ini aku mempersalahkan Tanti abisan bolot banget tuh anak bikin cerita yang harusnya udah kelar jadi harus sering diulang karena dia telat mikir, ah tidak, tidak bukan salah Tanti, kalau dia bolot mah udah dari sononya, kalau yang ini ma pure salah kita bareng-bareng lah. Nih tan, kamu gak jadi tak salahin nih so piss lah piss hehe, muach....

Haduh kenapa ini tiba-tiba jadi laper gini....makan dulu ah, ada yang mau ikut??? ah jangan deh ntar jatah ku berkurang lagi so bye bye...mamam duyu yee....

Minggu, 21 Juli 2013

Oh jadi yang barusan itu Artis????

Jadi seorang FL itu antara enak dan gak enak. Enaknya itu kalau kadang dapet cust yang nyenengin dan enak diajak sharing dan kalau gak enaknya itu....hhhmmmm...haduh banyak contohnya deh. Dan untuk kali ini aku mau cerita dari segi antara enak dan gak enaknya deh.
Hidup di kota kecil yang jarang banget terjamah sama yang namanya orang terkenal ya mari kita sebut saja mereka itu Artis. Kadang bikin kita beneran gak ngeh tatkala mereka bener-bener ada didepan mata. Suka keliatan begonya deh...iya jadi gini nih ceritanya.

Pada suatu siang yang terik, keliatannya doank sih soalnya aku didalem jadi gak ngerasain langsung gimana teriknya. Datanglah sebuah mobil silver dan parkir dengan indah didepan kantorku. Turunlah sesosok makhluk yang berjenis kelamin laki-laki dengan kaos putih dipadu dengan kemeja kotak-kotak pendek plus celana jeans pendek pula, bertopi, masuk keruang pelayanan. Aku yang kala itu tengah sibuk dengan blackberryku yang terkena imbas dari RIM yang lagi gangguan gak terlalu ngeh sama kehadiran manusia satu itu. Lantas dia duduk di meja pelayanan partner kerjaku. Aku yang masih belum tau dia itu siapa masih dengan asiknya cuek dengan segala kehebohan yang tiba-tiba terjadi.
Hujan deras tiba-tiba mengguyur langit Ngawi siang itu. Itu tandanya dia akan lebih lama mematung di kursinya dan berarti pula tak akan ada cust lain yang akan datang selain dia. kantor siang itu benar-benar sedang sepi. Saat temanku mengurus semua yang dia minta ke ruangan belakang, tinggallah disana dengan menyisakan hanya aku, dia dan satu penjaga pintu yang sedari tadi berusaha memberi kode padaku.
Kode untuk memberitahuku siapa sosok yang saat ini duduk kurang dari satu meter dihadapanku. Tapi berhubung kebego'an ku yang kadang melebihi ambang batas, gak ngerti juga aku sama kode-kode yang coba dia transfer ke indra penglihatanku.
Serius waktu itu aku pikir memang bukan siapa-siapa ya aku masih dengan cuek menomor duakan dia dengan blackberry yang gak bisa kepakai. Kesimpulanku saat itu cuma satu, aku sedang mendapat cust yang alay versus lebay, anak gaul yang tidak pada tempatnya. Kesimpulan ini aku dapat setelah mendengar cara bicara dan bahasa yang dia gunakan. Pikirku waktu itu dia gak lebih dari seorang anak lokal yang sok kota, itu saja.

Tiba saat aku yang giliran keruang belakang untuk mengurus sesuatu dan dari sinilah aku baru tau siapa sebenarnya orang yang barusan bertukar pandangannya denganku. Ruang backoffice siang itu mendadak layaknya ruang arisan yang beralih fungsi menjadi ruang rumpi dengan pokok bahasan seorang yang sudah hampir 15menit duduk didepanku dan tak kuhiraukan sama sekali. Begitu kehebohan sudah mulai surut baru deh aku tanya pada salah seorang dari mereka sebenarnya apa yang membuat suasana mendadak heboh seperti yang barusan....dan jeng jeng...ternyata oh ternyata yang sedari tadi mencoba untuk tersenyum dan mengambil alih pandanganku adalah Budi doremi, itu tuh penyanyi. Ya wajar aku pikir kalau aku gak terlalu kenal sama wajahnya, orang ngeh sama dia juga enggak, menthok juga cuman ngerti lagunya doank itu juga cuma lagu single pertamanya dia doank. Ampun deh jadi langsung berasa jadi orang paling kudet sekantor, dimana yang lain udah heboh setengah mati eh akunya malah dengan cueknya ribet sama blackberry malah parahnya dengan santainya gak peduli gitu sama keramahan yang coba dia hadirkan buat aku. Dilain sisi anak-anak udah pada sibuk minta foto bareng akunya yang baru bener-bener memastikan wajahnya yang sama sekali gak pernah aku hafal selama ini.


Dan kehebohanpun  masih terus berlangsung walaupun sang tokoh utama udah pergi sedari tadi. Mulai dari yang pada ganti display picture sampai pada telpon kerabat sanak family atau bahkan mungkin para tetangga dan handai taulan, pada mereka kabari kalau baru saja mereka ketemu artis, harus ya seheboh itu??? Dan dari peristiwa datangnya Budi doremi ketempatku, akulah satu-satunya orang yang paling telat sadar dan satu-satunya orang yang gak minta foto bareng dia. Mungkin saja saat itu dia kali yang nyesel karena aku gak minta foto bareng dia padahal nih dia aslinya ngebet banget tuh foto bareng aku, yakin deh (ini PDnya udah tingkat dewa haahaaaa).
Dan aku gak nyesel juga kok, toh bukan Dika angkasaputra moerwani ini yang dateng. Coba kalau dia wuidih gak perlu nunggu ijin dan butuh waktu lama untuk menyambut bahkan memeluk atau minta foto bareng sebanyak mungkin. Tapi sebelum semua kejadian itu terjadi yang ada dia ilfil duluan begitu ngeliat aku yang mendadak alay dan lebay yang gak ketulungan begitu ngeliat dia. Ah jadi ngebayangin yang enak-enak nih hehe. Gratis kok gratis orang cuman ngebayangin ini.

FYI hasil stalking timeline hari ini, #JLEBmomentnya makin menjadi nih, sakitnya clekit-clekit. Mereka semakin dekat saja membuat aku makin mati kutu berasa tak memiliki harapan sama sekali kalau sebelumnya aku masih punya harapan sekitar 0,1% kalau sekarang jadi.....nah lho mau jadi berapa lagi ini???? Kesian banget ya aku, ealah --_--*

Sabtu, 20 Juli 2013

Wanna go out???

Ini adalah hari minggu kedua di ramadhan tahun ini. Dan masih seperti biasa, tak banyak yang bisa aku lakukan selain dirumah dengan wira wiri tugas rumah. Diam dan hanya jari jemari yang kadang sibuk bermain dengan tombol-tombol di lepi pinjeman dari adek. Mencoba menerjemahkan isi otak kedalam sebuah rangkaian kata yang tersusun tidak begitu rapi disini. Masih ada draft tulisan dari calon novel terbaruku yang sebenarnya siap untuk diteruskan. Tapi otak lagi gak bisa diajak kompromi untuk berbagi imajinasi dengan mata dan jari.
Ini masih tanggal 21 Juli ya? tanggal 31 itu kenapa masih lama sekali. Aku menggantungkan sebuah impian disana, dihari itu, dimana akan ada kesempatan untuk aku untuk masuk keduniaku yang sebenarnya. Aku sudah bosan disini, di duniaku yang sekarang, aku tak bisa melakukan apapun selain duduk dan memasang wajah setelan SOP. Aku hanya punya sedikit waktu untuk duniaku yang sebenarnya itu saja kadang masih harus bersitegang dengan suara teriakan nyokap yang mengharuskan aku untuk ini dan itu. Jadinya ya begitulah...

Tapi cukup lega kemarin karena udah berhasil nyelesaiin novel pertama yang iya itu nanti tanggal 31 aku baru bisa bener-bener bernafas lega. Sebagai langkah awal aku ikutan deh tu lomba nulis disalah satu penerbit buku remaja. berharap sih jelas, pengennya 100% tapi....suka mendadak gak PD kalau tiba-tiba iseng ngebaca ulang hasil cetakan yang aku kirim itu. Berasa jeleknya pakai abis...
--_--*

Gak nyerah sih, orang berharap itu juga gak bayar ini kok. Harapan kan bisa juga dibilang doa (hehehe, iya kalau yang ini memang sedikit agak maksa gitu, eh tapi beneran kok, coba deh nanti tanyain pak ustad dulu). Untuk bakal novel kedua sih sebenernya idenya udah rampung, iya baru idenya doank, tapikan lumayan udah bisa ngerampungin idenya. Setidaknya nyicil lah, masa iya perumahan doank yang pakai nyicil kan penulis juga boleh nyicil tulisannya pakai idenya dulu, (sekali lagi sumpah ini maksa, tapi biarin). Karena nunggu tanggal 31 nih jadinya gak konsen deh sama tulisan yang baru, ah biarin ngebuat tanggal jadi alasan masa iya aku bilangnya males kan gak keliatan mempesona dong ya nantinya.

Tapi ngomong-ngomong soal tulisan, aku nyimpen tuh draft baru di FD deh, nah eniwe batewe buswe dimana tuh ya FDku, ambyar deh tuh kalau sampai raib lagi, tinggal satu-satunya tuh, kampret...Okay bentar nyari dulu.....ilang hamsyong nih....

my lopha

Satu hal terpenting yang paling aku benci adalah Menunggu. Dan ini sudah hari kesekian kalinya aku Menunggu.

Sabtu, 20 Juli 2013.

Pernah gak sih ngerasain yang namanya jatuh cinta? Kalau ada yang ngejawab gak pernah berarti bohongnya pakai banget. Kalau.....patah hati???? yakin bakalan banyak banget yang jawab pernah. And than....Menunggu? menunggu dari waktu kamu patah hati hingga kamu bisa jatuh cinta lagi.

Akhir tahun kemarin aku pikir, apa yang aku tunggu sudah hampir usai, tapi ternyata aku salah. Orang yang sama, rasa yang sama dengan kondisi yang berbeda. Datang lalu pergi lagi....hanya sebatas oasis kemudian berlalu. Bisa dibilang inilah hebatnya dia. Dulu dia pergi tuh, aku patah hati deh, lalu penantianpun dimulai, setelah beberapa tahun dia kembali dengan rasa yang seakan menyudahi penantianku eh ternyata aku tertipu lagi, ahay bodohnya aku :) 

Lalu aku mulai jatuh cinta lagi, dengan PD nya nih aku sok yakin menyatakan diri buat jatuh cinta. Padahal kalau boleh disurvey bakalan banyak banget yang bilang aku kehilangan akal sehat. Ya gimana enggak coba, masa iya aku jatuh cintanya sama orang yang jangankan bakalan didapetin, nyentuh ujung kukunya pun belum tentu aku bisa. Iyeeee cuma bertepuk sebelah tangan doank, abisan orang dianya gak kenal ini sama aku, lagian bisa dipastiin juga kalaupun kenal juga gak bakalan mau hehe.
Disini aku boleh sebut nama gak ya, ah boleh deh tempat-tempat ku sendiri ini siapa juga yang mau ngelarang. Jadi nih, eh bentar ini rahasia sebenarnya tapi abis ini udah gak bakal jadi rahasia lagi sih....aku itu...jeng jeng *pasang musik menengangkan* iya jadi aku itu sebenernya suka eh salah aku menyebut ini jatuh cinta. Aku jatuh cinta sama seseorang yang sumpah gak cakep sih tapi gak tau kenapa ada banyak hal yang membuat aku kagum sama dia. Otaknya yang bodoh itu jenius banget, dia suka banget nulis dan baca, wawasannya luas, sekarang dia bahkan lagi ngambil S2, UI lagi. anak orang kaya? Jelas, tapi ini bukan poin utamanya. Karena gak usah pakai itungan anak orang kayapun sekarang dia sendiri udah kaya dari hasil kerja kerasnya. Otakku emang selalu agak geser sih sih kalau udah diajak ngebahas dia, rasanya tak bisa habis kekagumanku sama si Doi itu (maap bahasa jaman purba masi kebawa). Ya sih nyokapku pernah ngatain muka dia aneh waktu pertama kali liat apalagi sekarang jadi keseringan liat yang ada setiap kali mukanya nongol langsung muntah-muntah deh, untung gak sampai UGD, yang barusan mohon diabaikan, lebay!!

Tau gak...dia itu penulis, itu kenapa sekarang aku jadi PD nulis dipublik, karena aku selalu berharap suatu saat nanti tulisan bisa membuat aku ketemu dia.  Walaupun ini kemungkinan 1 dari jutaan. Tapi akhir-akhir ini kau dibuat merinding disko sama dia, geli sekaligus emosi. Halah singkatnya aku dibikin cemburu lah sama dia. Abisan nih ya dia lagi PDKT gitu sama cewek dari kalangan yang sejenis sama dia jadi nya sih kalau dibandingin aku jelas aku gak ada apa-apanya. Tapi sadisnya dia itu kenapa sih gak bisa banget ya ngertiin perasaanku sedikit aja, iya dikit aja deh setidaknya biar aku gak lagi ngerasain yang namanya *JLEBmoment*.
Tapi masa iya dia mau jaga perasaanku orang dia nyadar akan keberadaanku aja enggak, suka aneh emang nih keinginan. Jadi nih dari tadi aku belum ngasih tau namanya ya? sebentar abis stalking twitternya nih, biar tau lah dia lagi dimana dan ngapain. Soalnya kalau nanya sendiri suka gak dijawab ya terpaksa cuma bisa tau dari bantuan kaca mata media aja.

So tara tara tara.....ini dia the lucky boy, seseorang yang memberi jeda dari menunggu menjadi gila.
dia punya nama  Dika Angkasaputra Moerwani hehehe udah pada tau ya?? jadi malu....dan berhubung kalian sudah pada tau jadi aku mau kabur saja.....*ngaciiiiirrrr*