Seperti
biasa setiap abis sahur aku selalu mengisi waktu dengan membaca sambil nunggu
subuh, dan kalau udah kelar subuh parti balik molor lagi. Sama kayak tadi pagi,
selesai shalat subuh aku balik lagi kedekapan hangat selimut dan
teman-temannya. Maklum rumah di daerah pegunungan itu kalo udah pagi buta
dinginnya suka gak bisa diajakin kompromi. Ada yang gak biasa dipagi ini. Kakak
yang biasanya abis subuh ikutan molor lagi tadi enggak lho. Katanya setan kalau
puasa gini semuanya pada dibelenggu eh tadi kenapa kakak jadi kesetanan rajin
ya. Iya jadi dia itu abis sahur langsung nyuci gitu, gak biasanya, setan kadang
emang suka baik ya…tak terduga hehe….
Sebelum
tadi aku kembali memejamkan mata, sempat sekilas keinget kalo celana kerja yang
hari ini terjadwal dipakai masih dengan anggun nyantol di kamar mandi, feeling
tiba-tiba brasa gak enak jangan-janagn saking rajinnya tuh celana keangkut juga
masuk dalam list cucian kakak. Tapi ah bodo amat mata udah yang pedes banget
ngajak merem, bikin langkah kaki males beranjak saja. Tidur singkatku akhirnya
berlangsung dengan mulus. Diwaktu yang dirasa tepat untuk mulai bangun dan
beraktivitas aku langsung berjalan ke teras belakang karena yakin tuh kakak
pasti ngasih aku tugas buat jemur baju. Langsung deh tu keinget lagi sama
celana kerja, kutabraklah dengan serta merta bak yang berisi tumpukan baju siap
jemur itu demi memastikan bahwa tak ada celana kerjaku bertengger anggun
diantaranya. Pencarian terjadi dengan sengit…ini berlebihan hehe…aman sampai
baju terakhir yang terambil untuk dijemur tak kudapatti sosok celana kerja yang
menjadi tokoh utama pagi ini.
Dengan langkah lega kembalilah aku kekamar
untuk ambil baju dan bersiap mandi. Music
pagi yang selalu menemani aku membuka hari pagi tadi aku puter lebih
keras daripada biasanya, berasa bakal ada hal penting hari ini. Langkah kaki
terhenti dipintu kamar mandi. Mata tercengang dan sesaat hilang kesadaran
tatkala kudapati seluruh baju kotor yang ada di cantolan kamar mandi udah
bersih tak bersisa satupun dan itu artinya raib jugalah si celana kerjaku.
Cepat aku alihkan pandangan mata kearah mesin cuci yang sedang mulai bekerja
kembali. Kudekati perlahan dengan tatapan mata yang kian memicing, ada
kecurigaan yang teramat dari setiap putaran yang dihasilkan. Kubuka dengan
ambisius penutup mesin cuci itu, ingin memastikan bahwa mata tidak akan
mendapati barang yang dicurigai, tapi kampret tak dapat dihindari. Celana
abu-abu muda ku menari dengan indahnya diantara baju-baju lain yang sedang
mengadakan konser kemerdekaan didalam mesin cuci.
Dengan
segenap jiwa raga, disertai dengan keinginan luhur dan dimantapkan oleh sebuah
kekampretan, akhirnya kuraih dengan cepat si celana kantor yang sudah basah
kuyup tak menampakkan keceriaan. Kubilas beberapa kali sebelum akhirnya aku
masukin dengan paksa dia kemesin pengering. Aku menunggu dia berputar selaksana
aku menunggu hadirmu disetiap kedipan mataku #tsahhh malah lebay. Waktu tak mau
berkompromi lebih lama. Sekarang atau aku bakal telat ngantor. Dengan status
basah rada-rada kering itulah celana inipun masuk dengan paksa melewati
kaki-kaki molekku. Sumpah jangan coba ini dipagi hari di hawa pegunungan.
Sensasi dingin menggelitiknya membuat bulu kuduk dadakan suka meremang. Dan ini
semua karena ulah setan yang menjadikan kakakku pagi ini kesetanan rajin, heh
lo tan gak jadi deh gue puji lo baik abisan gara-gara elo hampir aja gue
ngantor gak pake celana, kampret lo tan….dan ternyata inilah hal penting yang
terjadi, seperti yang terfeelingkan, hanya beda…tipisss…..
SETAN+GUE=END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar