Kamis, 25 Juli 2013

Dan aku berhasil basah....



Emang jaman sekarang penyakit itu gampang banget nular yak. Semisal aja galau, hayo coba bukannya yang bisa galau itu manusia doang yak?  ini kenapa orang-orang jadi suka banget mengkaitkan sesuatu yang gak semestianya alias random menjadi galau coba…
Liat kucing diem, tiduran dipojokan dapur, digodainpun diem, mereka sebut tuh kucing galau. Padahal siapa tau aja tuh kucing lagi berusaha nyembunyiin makanan yang barusan dia curi dari dapur. Orang itu suka berlebihan kalau liat kucing nya hamil, sibuk ngurusin itu bapaknya siapa padahal nih tu kucing juga nyantai sob. Udah gitu ada lagi…siaran TV yang terkadang kena tunda gara-gara program lain yang belum kelar, dengan gampangnya kebanyakan orang langsung nyeletuk ah TVnya galau nih, heh asal kamu tau ya itu bukan TVnya yang galau tapi kamunya, pakai segala TV disalah-salahin. Nah hal terbaru yang terjadi sama aku sepertinya boleh juga aku minjem istilah galau.

                Iya jadi begini nih ceritanya. Sekarang itukan bukan hal mustahil ni ya kalau ngliat ujan dibulan yang harusnya musim kemarau. Juni juli aja masih ujan mulu, buat yang ngerasain banjir, kenyang, kenyang deh tuh hehehe piss.
Nah beberapa hari ini sikon aku rasain udah mulai kondusif. Matahari udah mulai konsisten juga membagikan sinarnya, sehingga awan hitam tidak berkesempatan untuk menerobos barisan pertahanan, singkatnya beberapa hari ini bisa dipastikan keadaan aman terkendali tanpa hujan. Tapi alam berbicara lain…kemarin siang tepatnya lewat tengah siang, langit cerah yang panas tiba-tiba tergeser oleh terpaan angin dingin yang bersamanya awan abu-abu tua mulai tampak. Status temen-temen di BBM ataupun twit udah banyak yang mengabarkan ujan mulai turun bahkan ada yang angin setia menemani hujan.
Prasaan mulai gak enak, teriaklah aku ke kasirku, kusuruhlah dia untuk cepat keluar buat transfer ke bank sebelum hujan benar-benar mengguyur kota, tapi belum juga pesan itu tersampaikan rintik kecil manja hujan mulai berjatuhan, alamak musim apa ini sebenarnya?.

                Jam menunjukkan waktunya aku pulang dan dengan kampretnya hujan yang tadinya turun gerimis manis justru malah semakin merapatkan barisan. Pikirku ah sudahlah ada jas hujan ini paling juga Cuma kedinginan dijalan, dengan santailah aku menuju tempat motorku bersemayam. Pelan ku buka jok motor berharap ada pertolongan muncul dari sana, tapi apa yang aku dapat…ZONK….wajah mulai panic, peluh berjatuhan dan air muka mulai memucat, sialan, ini sih kampretisme kelas tengiri, jas ujan yang barusan aku pakai kemarinnya hari lupa ku masukin lagi kedalam jok walhasil harus rela berbasah ria diantara hujan.
Berbekal jaket dan penutup hidung kumulailah ekpedisi kepulanganku bersama hujan. Hujan semakin merintik, rasa lega tiba-tiba bersemanyam dalam batin. Mampir sebentar kesebuah pom bensin untuk memberi minum pada motorku yang sedang tidak berpuasa. Baru selesai aku bayar uang bensin sore itu langit yang tadinya sudah mulai menampakkan jejak-jejak sinar matahari kembali terhempas indah oleh hujan deras beserta anginnya. Aku yang hanya bisa terbengong dan mematung melihat semua dengan anggun. Berdiri bersandar pada sebuah tiang besar berharap angin tak sampai menerpaku kesini. Mulai banyak berdatangan orang-orang yang juga ikut berteduh bersamaku. Hujan semakin membuat angin bergerak dingin, aku tak akan merasa kesepian kalau saja ada kamu disini. Eaaaa apalagi ini, lupakan.
                Hampir satu jam berlalu, hujan tak kunjung mereda, ku tegadahkan kepalaku berharap Tuhan melihatku dan berbaik hati untuk menghentikan hujan sejenak setidaknya sampai aku dirumah. Tapi apalah daya seorang pengembara, hujan masih tetap berjatuhan. Selang beberapa saat akhirnya aku putuskan juga untuk nekat. Aku kembali melaju pada jalanan yang tampak begitu sayup karena basah, perlahan dinginnya air hujan sudah mulai menembus jaket dan menyentuh kulitku. Sampai pada akhirnya aku dinyatakan total basah kuyup tak ada bagian dari sisi tubuhku yang masih bersisa kering, semua basah. Setengah perjalanan sisa ini aku habiskan dengan tubuh yang menggigil.
Masih mending kemarin berangkat pakai celana yang semi kering nah lha ini…hadeh plis deh air lo gitu banget sama gue. Pasti dia mikir mungkin lo kemarin bisa selamat dari celana basah tapi yang perlu lo ingat kali ini gue nggak akan ngebiarin elo mengelak lagi.
Saat-saat seperti ini hanya bisa berharap, Tuhan paringi kulo mobil BMW mboten nopo-nopo, lak mboten, Pajero sport mawon kulo nggih ikhlas, hehe…

1 komentar: