Sabtu, 27 Juli 2013

My Edelweis

Lagi kangen banget sama Solo nih. Kota yang hampir 5tahun aku tinggali. Kota yang telah banyak mengenalkan aku pada orang-orang hebat yang banyak memberiku manfaat dan pelajaran berharga, mulai dari yang namanya susah seneng sampai gilanya juga. Kota yang udah ngasih aku begitu banyak sahabat, dan orang-orang terbaik. Solo....kota dengan berjuta kenangan....

Aku punya begitu banyak teman yang cukup unik disana, mulai dari yang polosnya kepolosan sampai yang nakalnya kebangetan. Yang polos kalau diajak ngobrol nyambungnya suka beberapa hari setelahnya, dan kalau yang nakal koleksinya bukan main-main lagi....apa coba tau gak? Pil KB, gila...aku aja sempet syok begitu dengan bangga dia pamerin deretan Pil KBnya padaku, aih masih aja ada orang yang beginian, aku pikir udah punah kapan abad yang lalu.

Suka senyum sendiri kalau inget tingkah-tingkah konyol jaman masih jadi anak kos dulu. Setiap hari ada aja sesuatu yang bisa jadi cerita baru, mulai dari yang ancur sampai pada alam pertobatan. Satu teman sebut saja namanya Lia. Sosok tomboy yang gak kenal sama yang namanya baju cewek kecuali dia sangat terpaksa sekali harus kudu dan wajib buat makainya. Rambut pendek terkesan model rambut cowok. Kaos dan celana pendek selalu jadi langganan identitasnya. Dia suka banget nyanyi, cita-citanya jadi the next Indonesia Idol, ya walaupun hanya dalam mimpi, abisan ikutan audisi aja kagak pernah tapi mimpinya selalu tinggi, hadeh. Dulu kami sering tidur bareng, awalnya serem tau tidur bareng dia, berasa tak pernah aman. Ketakutan akan diperkosa olehnya selalu timbul tatkala inget dia itu semi cowok. Tapi untungnya dia gak sampai sekhilaf itu, dan ternyata dia normal sodara-sodara. Ada cowok yang salah penglihatan sehingga mau jadi pacar si gendud yang tomboy itu hehehe....

Tidur sama dia itu jarang menemui yang namanya kedamaian. Setiap kali kami mau tidur pasti ada aja yang terjadi. Ini tentang obsesi-obsesi kami yang tak terarah dan tak tersalurkan. Kami suka foto, pengen jadi foto model tapi berhubung kami ini orang yang cukup sadar diri walhasil kami tak pernah mau mencobanya, karena hanya akan mempermalukan diri sendiri saja, itu kenapa akhirnya kita dengan bijak memilih cara tepat untuk menyalurkan salah satu obsesi kami itu. Caranya simple, jadi setiap kali mau tidur biasanya kami berdua seolah sedang berada pada sikon foto session, diatas tempat tidur dengan lihai dan kompak sesuai hitungan kami berganti pose demi pose. sudah berasa mirip foto model handal saja kalau sudah begini. Bertingkah random, bergaya alay dan hadeh apa yang dulu ada dalam pikiranku ketika melakukan seperti itu ya, gak abis pikir. 

Gak cuma itu, kadang kita juga dengan random memperagakan apa saja yang mejadi obsesi-obsesi tak tersalurkan kami. Kadang kami bernyanyi dengan seolah kami sedang konser. Kadang kami beracting seperti sedang menerima penghargaan dan memberi kata sambutan dan ucapan terima kasih. Bisa juga kami seolah-olah sedang syuting film dan sedang berada pada salah satu agedan didalamnya. Tak jarang kami membaca sebuah buku dengan gaya seorang penyiar berita. Dan yang paling sering yang ini, pura-pura jadi host infotaiment dengan mengangkat gosip-gosip terbaru yang terjadi pada teman-teman kos yang lain, dan biasanya sesi ini penggemar kita paling banyak dan pada antusias. Ah dasar para gosiper....

Tapi siapa sangka tingkah kita yang suka ngasal itu sekarang bisa jadi cerita yang selalu bikin kita sukses kangen masa-masa itu. Masa yang mungkin saja tak akan pernah kita bisa ulangi lagi, semua tak sama sekarang, aku dimana dan mereka semua entah pada dimana, masih pada utuh atau udah belah jadi lima pun aku gak tau. 

Jaman perantauan itu emang jaman yang penuh banget sama kenangan. Susah seneng bareng-bareng tapi lebih sering kesusahnya sih kalau pas ngajak bareng-bareng, soalnya kalau lagi pada seneng suka pada lupa ngajak, emang sialan mereka itu. Kebiasaan rebutan kamar mandi kalau pagi. Suka teriak-teriak dan ngomongnya pada kenceng (kasian tetangga, untung mereka adalah warga masyarakat yang cukup terpaksa untuk tabah). Suka saling debat tapi abis itu saling senyum, suka berantem tapi abis itu saling peluk, suka berbagi cerita abis itu nangis bareng, suka pulang malam abis itu digrebek pak RT dan warga. Seru kalau ingat kebersamaan bareng mereka. Apalagi kalau malam minggu gini, kalau lagi gak pada diapelin suka banget jalan bareng walaupun gak jauh-jauh dari kos.
Palingan cuma dijagung bakar ujung gang. Jagung bakar plus coffeemix, menu andalan buat nongkrong. Kalau gak gitu biasanya pisang bakar atau gak nasi kucing plus sama sundukan (sebutan untuk segala jenis sate-satean ala hik's). Kita dulu juga suka banget ngumpul diruang tamu depan demi untuk nonton TV bareng, ditemani oleh kuaci seharga Rp.500/bungkus. Yang paling dikangenin itu curhat barengnya, :'( sekarang aku gak punya temen curhat dadakan lagi. Kalau jaman kos dulu tiap kali ada masalah, nyampe kos tersedialah banyak kuping untuk berbagi, dan sekarang jadi kangen sama mereka-mereka sang penyedia kuping dan bahu.

Buat kalian para sahabat-sahabatku dimanapun kalian berada sekarang, baik-baik ya semua, i'll always missing u guys....hope someday we'll get together again....

1 komentar:

  1. keren
    sahabat adalah dimana dia tidak meninggalkan ketika kita susah
    dan datang sendiri tanpa kita pinta ;)

    BalasHapus